Posted by tri surya parlinanta

eBOOK Kiat Sukses Promosi Blog

KUMPULAN KLIPING SAYA :).

Posted by tri surya parlinanta

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

semoga bisa bermanfaat buat yang memerlukan

27 Maret 2010

PENGETIKAN SKRIPSI

TUTORIAL CARA PENULISAN SKRIPSI


Dalam proses penulisan skripsi kita harus memperhatikan tata cara berikut :
Skripsi terdiri atas : Bagian Awal, Bagian Utama, dan Bagian
Akhir.
A. Bagian Awal
Bagian awal mencakup halaman sampul depan, halaman judul,
halaman pengesahan, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
daftar lampiran, arti lambang dan singkatan, dan intisari (abstrak).
1. Halaman sampul depan
Halaman sampul depan memuat judul skripsi, nama dan Nomor
mahasiswa, lambang Universitas, nama dan alamat
instansi yang dituju dan tahun penyelesaian skripsi.
a. Judul skripsi dibuat sesingkat-singkatnya, jelas dan
menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti dan
tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam.
b. Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh disingkat. Di
bawah nama dicantumkan Nomor mahasiswa.
c. Lambang Universitas
d. Instansi yang dituju ialah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Universitas, Fakultas
e. Tahun Penyelesaian skripsi ialah tahun ujian skripsi
terakhir
2. Halaman judul
Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul
depan, diketik di atas kertas putih, dengan tambahan beberapa hal yaitu :
Di atas lambang ditulis penjelasan bahwa maksud skripsi yaitu
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana S1
3. Halaman pengesahan
Halaman ini memuat tanda tangan para Pembimbing dan para
Penguji, dan tanggal ujian.
4. Prakata
Prakata memuat pesan yang ingin disampaikan oleh penulis skripsi
misalnya berupa ucapan terima kasih kepada para pembimbing dan
segala pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi tersebut. Dalam
prakata tidak perlu diungkapkan hal-hal yang bersifat ilmiah. Prakata
ditutup dengan tanggal dan tanda tangan penulis skripsi.
5. Daftar isi
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang isi skripsi dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang
ingin langsung melihat suatu judul atau sub judul. Di dalam daftar isi
tertera urutan judul, sub judul, dan anak sub judul disertai dengan
Nomor halamannya.
6. Daftar tabel (bila diperlukan)
Jika dalam skripsi terdapat banyak tabel, perlu adanya daftar tabel
yang memuat urutan judul tabel beserta dengan nomor halamannya.
Tetapi kalau hanya ada beberapa tabel saja, daftar ini tidak usah dibuat.
7. Daftar gambar (bila diperlukan)
Daftar gambar berisi urutan judul gambar dan nomor halamannya.
Perlu tidaknya suatu daftar gambar tersendiri, sama persyaratannya
dengan daftar tabel.
8. Daftar lampiran (bila diperlukan)
Sama halnya dengan daftar tabel dan daftar gambar, daftar lampiran
dibuat bila skripsi dilengkapi dengan lampiran yang banyak dan isinya
ialah urutan judul lampiran dan nomor halamannya.
9. Arti lambang dan singkatan (bila diperlukan)
Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan
yang dipergunakan dalam skripsi disertai dengan arti dan satuannya, bila
dalam laporan dipergunakan banyak lambang dan singkatan.
10. Intisari
8 Skripsi S1
Intisari berisi uraian singkat tetapi lengkap yang memberikan
gambaran menyeluruh tentang isi skripsi. Intisari ditulis dalam Bahasa
Indonesia dan tidak lebih dari 500 kata.
B. Bagian Utama
Bagian utama skripsi mengandung bab-bab : pengantar, tinjauan
pustaka, landasan teori, hipotesis (kalau diperlukan), cara penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan, dan kesimpulan.
1. Pendahuluan
Bab pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan penelitian.
a. Latar belakang berisi perumusan masalah dan faedah yang
dapat diharapkan.
i. Perumusan masalah memuat penjelasan mengenai
alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan
dalam skripsi itu dipandang menarik, penting, dan perlu
diteliti. Kecuali itu juga diuraikan kedudukan masalah
yang akan diteliti itu dalam lingkup permasalahan yang
lebih luas.
ii. Faedah yang dapat diharapkan adalah faedah bagi ilmu
pengetahuan dan bagi pembangunan Negara dan Bangsa.
b. Tujuan penelitian menjelaskan secara spesifik hal-hal yang
ingin dicapai.
2. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya
dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam uraian tersebut
hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang akan diteliti belum
terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan. Fakta-fakta yang
dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya. Semua
sumber yang diacu harus disebutkan dengan mencantumkan nama utama
atau nama keluarga penulis dan tahun penerbitan.
3. Landasan teori
Landasan teori memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar
yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk
merumuskan hipotesis apabila memang diperlukan. Landasan teori dapat
berbentuk uraian kulitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan
yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
4. Hipotesis (bila ada)
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari
landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara
terhadap masalah yang dihadapi, dan masih harus dibuktikan
kebenarannya.
5. Cara penelitian (bila ada)
Cara penelitian mengandung uraian tentang bahan atau materi
penelitian, alat, tata cara penelitian, variabel dan data yang akan dikaji,
dan cara analisis yang akan dipakai.
a. Bahan atau materi penelitian yang dapat berwujud populasi
atau sampel, harus dikemukakan dengan jelas dan disebutkan
sifat-sifat atau spesifikasi yang harus ditentukan.
b. Alat yang dipakai untuk menjalankan penelitian harus diuraikan
dengan jelas dan kalau perlu disertai dengan gambar atau bagan
dengan keterangan secukupnya.
c. Tata cara penelitian memuat uraian yang cukup terinci tentang
cara melaksanakan penelitian, pengumpulan dan pengkajian
data.
d. Variabel yang akan dipelajari dan data yang akan dikumpulkan,
diuraikan dengan jelas, termasuk sifat, satuan dan kisarannya.
e. Analisis hasil mencakup uraian tentang model dan cara
menganalisis hasil.
6. Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya
terpadu dan tidak dipecah menjadi sub judul tersendiri.
a. Hasil penelitian sedapat-dapatnya disajikan dalam bentuk daftar
(tabel), grafik, foto, atau bentuk lain, dan ditempatkan sedekatdekatnya
dengan pembahasan, agar pembaca lebih mudah
mengikuti uraian.
b. Pembahasan tentang hasil yang diperoleh, berupa penjelasan
teoritik, baik secara kualitatif, kuantitatif, atau secara statistik.
10 Skripsi S1
Kecuali itu, sebaiknya hasil penelitian juga dibandingkan
dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis.
7. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang
dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan
kebenaran hipotesis.
C. Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
Daftar pustaka disusun seperti contoh dalam Lampiran 6.
2. Lampiran
Lampiran dapat dipakai untuk menjelaskan data atau keterangan lain
yang sifatnya terlalu terperinci atau terlalu besar untuk dimuat di Bagian
Utama Skripsi.





PETUNJUK PENGETIKAN
Tatacara pengetikan meliputi : bahan dan ukuran, pengetikan,
penomoran, pembuatan daftar tabel dan gambar, bahasa, dan tata cara
pengacuan nama penulis.
A. Bahan dan Ukuran
1. Bahan : Skripsi dibuat dengan kertas HVS 80 gr/m2, tidak boleh
diketik bolak-balik, dan dijilid rapi dengan sampul kertas buffalo
berwarna biru laut, tanpa karton dan dilaminasi.
2. Ukuran : Kuarto (21 cm x 28 cm)
B. Pengetikan
1. Jenis huruf
a. Naskah laporan diketik dengan huruf pica (10 huruf dalam
1 inci), dan untuk seluruh naskah harus dipakai jenis yang sama.
b. Huruf miring atau huruf khusus lain dapat dipakai untuk tujuan
tertentu, misalnya untuk menandai istilah asing.
c. Tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis dengan rapi
memakai tinta hitam.
2. Jarak baris
Jarak antara 2 baris dibuat 2 spasi, kecuali untuk intisari, kutipan
langsung, judul tabel, judul gambar, dan daftar pustaka diketik dengan
jarak 1 spasi. Rumus diketik dengan jarak spasi sesuai dengan
kebutuhan.
3. Batas tepi
Batas-batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai
berikut :
a. Tepi atas dan tepi kiri : 4 cm
b. Tepi bawah dan tepi kanan : 3 cm
4. Pengisian ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh,
artinya pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri sampai batas tepi
kanan dan jangan sampai ada ruangan yang terbuang kecuali alinea baru,
persamaan, daftar, gambar, judul, atau hal-hal yang khusus.
5. Alinea baru
Alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri
ketikan.
6. Permulaan kalimat
Bilangan, lambang, atau rumus yang mengawali suatu kalimat harus
dieja, misalnya : sepuluh ekor tikus.
7. JUDUL, Sub Judul, Anak sub judul, dan lain-lain
a. JUDUL harus ditulis seluruhnya dengan huruf besar,
diketik tebal dan diatur supaya simetris, dengan jarak 4 cm
dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.
b. Sub Judul diketik seperti aline baru, semua kata diawali
dengan huruf besar, kecuali kata penghubung dan kata
depan, dan semua diketik tebal tanpa diakhiri dengan titik.
Kalimat pertama sesudah sub judul dimulai dengan alinea
baru.
c. Anal sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri dan diketik
tebal, hanya kata pertama diawali huruf besar, tanpa diakhiri
dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak sub judul
dimulai dengan alinea.
8. Rincian ke bawah
Jika pada penulisan naskah ada rincian yang harus disusun ke
bawah, dapat digunakan urutan dengan angka atau huruf sesuai dengan
derajat rincian. Penggunaan tanda hubung (-) yang ditempatkan di depan
rincian tidak dibenarkan.
9. Letak simetris
Gambar, persamaan dan judul diletakkan simetris terhadap tepi kiri
dan kanan pengetikan
10. Bilangan dan satuan
a. Bilangan harus diketik dengan angka, misalnya 10 g bahan,
kecuali pada permulaan kalimat, angka harus dieja : Sepuluh
gram bahan …
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan titik,
misalnya massa telur 50,5 g.
c. Satuan yang dipakai sedapat-dapatnya satuan SI dan
dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di
belakangnya, misalnya m, g, kg, cal.
C. Penomoran
1. Halaman
a. Bagian awal skripsi, mulai dari halaman judul sampai ke
intisari, diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil.
b. Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari pendahuluan
(Bab I) sampai ke halaman terakhir termasuk lampiran diberi
nomor dengan memakai angka Arab.
c. Nomor halaman ditempatkan 1,5 cm di sebelah kanan atas,
kecuali kalau ada judul atau bab
2. Tabel dan gambar
Tabel atau gambar diberi nomor urut dengan angka Romawi besar
sesuai dengan nomor bab, bilamana perlu diikuti dengan angka Arab
yang dipisahkan dengan titik.
3. Persamaan
Nomor urut persamaan atau rumus matematik, reaksi kimia, dan
lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam tanda kurung () dan
ditempatkan di dekat batas tepi kanan.
D. Tabel dan gambar
1. Tabel
a. Judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel, tanpa diakhiri
dengan titik.
b. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali kalau tidak mungkin
diketik dalam satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel
dicantumkan nomor tabel dan ditulis kata (lanjutan) tanpa
judul.
c. Kalau tabel dibuat memanjang kertas, maka bagian atas
tabel harus diletakkan disebelah kiri.
d. Tabel diketik simetris.
e. Tabel yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat,
ditempatkan pada lampiran.

2. Gambar
a. Bagan, grafik, peta, dan foto semuanya disebut gambar (tidak
dibedakan).
b. Judul gambar diletakkan simetris di bawah gambar, tanpa
diakhiri dengan titik.
c. Keterangan gambar dituliskan pada tempat-tempat yang lowong
di dalam gambar dan jangan pada halaman lain.
d. Bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka
bagian atas gambar diletakkan di sebelah kiri.
e. Skala dan satuan pada grafik harus dibuat sejelas mungkin.
f. Letak gambar diatur supaya simetris.
E. Bahasa
1. Bahasa yang dipakai
Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku, sesuai dengan
ketentuan ejaan yang disempurnakan.
2. Bentuk kalimat
Kalimat sedapat mungkin ditulis tanpa menggunakan kata ganti
orang.
3. Istilah
a. Sedapat mungkin digunakan istilah Indonesia atau yang sudah di
Indonesiakan.
b. Jika terpaksa harus dipakai istilah asing harus dijelaskan dengan
tanda khusus secara konsisten.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Kata hubung, misalnya sehingga dan sedangkan, tidak boleh
dipakai sebagai awal suatu kalimat.
b. Kata “di mana” dan “dari”, sebagai terjemahan “where” dan
“of” dalam bahasa Inggris sering kurang tepat pemakaiannya
dalam bahasa Indonesia yang baku.
c. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke dan di.
d. Pemenggalan kata supaya disesuaikan dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang benar.
F. Penulisan Nama
1. Nama penulis yang diacu dalam uraian
Pengacuan nama penulis menggunakan nama utama atau nama
keluarga. Dalam hal penulis lebih dari dua orang hanya disebut nama
penulis pertama diikuti dengan dkk. atau etc.
2. Nama penulis yang diacu dalam uraian
Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya,
dan tidak boleh hanya penulis pertama ditambah dkk. atau et al. saja.
3. Nama penulis lebih dari satu kata
Jika nama penulis terdiri atas 2 nama atau lebih, cara penulisannya
menggunakan nama keluarga atau nama utama diikuti dengan koma dan
singkatan nama-nama lainnya masing-masing diikuti titik.
4. Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama utama atau nama keluarga yang diikuti dengan singkatan, ditulis
sebagai nama yang utuh.
5. Nama dengan garis penghubung
Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung.

6. Derajat kesarjanaan
Derajat kesarjanaan dan gelar lainnya tidak boleh dicantumkan
dalam penulisan nama kecuali dalam ucapan terima kasih.
G. Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang benar-benar diacu dalam
skripsi dan disusun sebagai berikut :
1. Ke bawah menurut abjad nama utama atau nama keluarga
penulis pertama.
2. Ke kanan :
a. Buku : penulis, tahun, judul buku, jilid, terbitan ke,
halaman, nama penerbit dan kota.
b. Majalah : penulis, tahun, judul tulisan, nama majalah
(dengan singkatan resminya), jilid dan halaman.

20 Maret 2010

Landasan Teori Sistem Informasi Manajemen

LANDASAN TEORI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
2.1 Landasan sistem informasi
Adapun mengenai pengertian sistem informasi dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini dibawah ini :
2.1.1 Pengertian Data
Data adalah bahan yang akan diolah atau diproses yang bisa berupa angka-angka,huruf-huruf, simbol-simbol yang menunjukan suatu situasi dan lain-lain yang berdiri sendiri atau merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Menurut Robert N.antony dan John Dearden , Data adalah :
‘ Bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item’.
dan
“ Data Merupakan kenyataan yang menggambarkansuatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.” (Jogyanto, Analisis dan desain Sistem Informasi;8 ).
Keberadaan suatu data sangat menunjang terhadap informasi ,karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan oleh pengambil keputusan . untuk lebih meeyakinkan bahwa data tidak dapat terlepas dari dari informasi dapat dilihat dari definisi mengenai informasi.
2.1.2 Pengertian sistem
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintahan , karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah , baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsure-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.
Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem ,seperti dibawah ini :
“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan , berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.(Jogiyanto,2005,1).
Masih dalam buku ‘Analisia dan Desain sistem informasi’ karangan jogiyanto menerangkan:
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.(Jogiyanto,2005,2).
2.1.3 Pengertian informasi
Dalam manajemen , informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya.Sumber dari informasi adalah Data, sedangkan Data itu sendiri adalah Kenyataan yang menggambarkanm suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu .dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan.
Menurut Jogiyanto dalam buku ‘Analisis dan desain sistem informasi’
adalah :
“Informasi diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya” . (Jogiyanto,2005; 8).
Menurut George M.Scott dalam buku ‘prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen’ pengertian sistem informasi adalah;
‘Sistem informasi adalah sistem yang diciptakan oleh para analisis dan manajer guna melaksanakan tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi’. (George M.Scott,2001;4)
Sedangkan definisi dari Robert A.leitch dan K.Roscoe davis sebagai berikut:
‘Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian , mendukung operasi ,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan’. (Jogiyanto,2005;11)
Pengertian Informasi selalu dikaitkan dengan data, namun arti dari masing-masing kata dalam pengertian tersebut berbeda. Keberadaan suatu data sangat menunjang terhadap informasi , karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan untuk mengambil keputusan.
Dibawah ini dapat dilihat gambar mengenai keterkaitan data dengan informasi.
DATA
PENGOLAHAN
INFORMASI



Gambar 2.1
Proses data menjadi informasi
2.1.4 Komponen sistem informasi
Komponen – komponen yang ada dalam sistem informasi meliputi beberapa blok, yaitu :
1. Blok masukan (input)
Blok masukan ini mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi.
Input disini termasuk Metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan , yang dapat berupa dokumen - dokumen dasar.
2 . Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur,logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok keluaran (output)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan,menjalankan model,menyimpan dan mengakses data,menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu Teknisi,perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data.
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras computer, basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan paket perangkat lunak yang disebut data base manajemen sistem ( DBMS ).
6. Blok kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem bisa dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.1.5 Sistem informasi manajemen
Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :
‘Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian’. (Jogiyanto,2005,14).
Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen’. (Jogiyanto,2005,14).
Menurut Gordon B.Davis dalam buku ‘Kerangka dasar SIM’, SIM adalah :
‘ Sistem Informasi Manajemen adalah Suatu serapan teknologi baru kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian’. (Gordon B.Davis,1985;23).
Masih menurut Gordon.B Davis, dalam buku ‘Analisis dan Desain informasi’ SIM’, adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisas’i.Jjogiyanto,2005,15).
Menurut George M.Scott, dalam buku ‘Prinsip-prinsip SIM’ adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian Sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar criteria mutu yang telah ditetapkan’.
Jadi dari beberapa definisi tersebut,dapat dirangkum bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen.
2.1.6 Peranan sistem informasi bagi manajemen
Manajemen menbutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan sumber informasi eksternal dan informasi internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi berupa informasi yang dihasilkan dari operasi pengolahan data elektrnik (PDE) dan informasi Non PDE.
2.1.7 Analisis sistem
Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planing)
Dan sebelum tahap perancangan.Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting , karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan ditahap berikutnya.
Analisis sistem (system analisis) dapat didefinisikan sebagai :
“ Analisis Sistem yaitu Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan , kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya”. (jogiyanto,2005;129).
Juga dapat didefinisikan juga seperti dalam buku Prinsip-prinsip SIM sebagai berikut.
“Analisis sistem (systems analysis) adalah kegiatan yang berorientasi pada manusia dan bersifat tidak terstuktur ,yang melibatkan perkiraan (estimates) dan negoisasi,”(George M.Scott,2001; 535).
2.1.8 Langkah-langkah Analisis Sistem
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem sebagai berikut :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
2.1.9 Pendekatan Sistem Terhadap Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.
Suatu sistem informasi cukup tersatu padukan dan saling berhubungan sehingga sistem informasi tersebut dipandang sebagai sistem tunggal,tetapi juga cukup kompleks sehingga perlu diuraikan menjasi subsistem-subsistem untuk perencanaan dan pengendalian pengembangan serta untuk pengendalian operasinya.
Hakikat proyek sistem dari penerapan pengolahan informasi berarti bahwa
Pendekatan sistem terhadap pengendalian proyek pada umumnya tepat.
Hal ini menunjukan penerapan paham sistem dalam pengembangan proyek sistem informasi :
1. Sistem informasi dirumuskan dan tanggung jawab sepenuhnya dibebankan pada
satu Orang.
2. Subsistem-subsistem pengolahan informasi yang penting dirumuskan.Batas-
batas dan interface-interface diuraikan dengan jelas.
3. Suatu penjadwalan pengembangan disiapkan.
4. Setiap subsistem, apabila tellah siap untuk dikembangkan, diserahkan kepada
suatu proyek.
5. Sistem kontrol dipergunakan untuk memonitor proses pengembangannya.
2.1.10 Perancangan sistem
Tahapan perancangan sistem dilakukan setelah tahapan analisis sistem dilakukan, maka analisis sistem telah mendapat gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Dan bagi analisis untuk memikirkan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut.
Definisi perancangan sistem menurut para ahli :
“Perancangan sistem adalah Menentukan bagaimana mencapai sasaran yang ditetapkan yang melibatkan pembentukan (configuring) perangkat lunak dan komponen perangkat keras sistem dimana setelah pemasangan sistem akan memenuhi spesifikasi yang dibuat pada akhir fase analisis sistem.”. (Prinsip-prinsip sistem informasi manajemen : George M.Scott,2001.534).
2.1.11 Tujuan perancangan sistem
1. untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2. untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
3. membentuk sistem agar dapat diterima dengan baik oleh pengguna sistem maupun operator
2.1 Kondisi Masalah yang dihadapi Objek Penelitian
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) pendidikan jalur sekolah, dimana sekolah tersebut terbagi atas dua bagian yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta, pengelola dari sekolah negeri adalah pihak pemerintah dan sedangkan sekolah swasta dikelola oleh sebuah yayasan.Pada dasarnya sekolah negeri maupun sekolah swasta mempunyai misi yang sama yaitu untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. Jadi bersekolah di sekolah negeri ataupun swasta bukanlah suatu masalah, yang menjadi masalah adalah kualitas dari sekolah itu sendiri.Tidak sedikit sekolah negeri yang tertinggal dari sekolah swasta padahal sekolah negeri merupakan sekolah yang dikelola pemerintah, dan sebaliknya banyak sekolah swasta yang menjadi unggulan khususnya diBandung,akibatnya untuk sekarang ini sekolah negeri menjadi pilihan kedua bagi peserta didik setelah mereka mencoba masuk kesekolah swasta.
Pengertian proses penerimaan siswa baru
Proses merupakan runtunan perubahan peristiwa atau lain-lain dalam perkembangan sesuatu atau Kegiatan yang melakukan pengolahan suatu data menjadi informasi.
(kamus bahasa Indonesia terbaru,Desi Anwar,2003;331)
Penerimaan merupakan penyambutan ,proses, perbuatan atau sikap 5terhadap seseorang.
Siswa merupakan pelajar pada akademi atau perguruan tinggi.
Baru merupakan suatu hal belum ada sebelumnya.
Dilihat dari pengertian kata-kaata diatas dapat disimpulkan bahwa arti dari penerimaan siswa baru adalah suatu proses masuknya data siswa baru seorang pelajar yang akan masuk sekolah atau daftar kesekolah dengan tujuan untuk menjadi salah satu bagian dari sekolah tersebut.
Dalam proses penerimaan siswa baru ada beberapa persiapan yang dilaksanakan pihak sekolah seperti ; mengadakan rapat koordinasi antara pelaksana kegiatan sekolah (PKS) dan Pembina ekstrakulikuler, pengumpulan surat-surat edaran yang berkenaan dengan penerimaan siswa baru,penyusunan panitia,penyusunan program kerja ,dan pelaksanaan kegiatan.
A. Landasan Hukum
1. Undang – undang Nomor 2 tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 28 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan
3. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, tentang Pedoman, Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru ( PSB ) Tahun Pelajaran 2007-2008 No. 421.1/ - Disdik/2004 tanggal Juli 2007
4. Program kerja sekolah tahun 2007 - 2008
5. SK. Kepala SMA BPPI Baleendah No. 895.7/192/ SMA BPPI/K’ 2007
tanggal, 12 Juli 2007
2.2 Landasan Tools Development (pengembangan alat)
2.3.1 Analisis Aliran Dokumen
Flow Map merupakan bagan yang menerangkan bagaimana data dokumen mengalir dari satu bagian kebagian lain, setelah melalui suatu proses pengolahan data.
2.3.2 Diagram Arus Data (DFD)
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik,dimana data tersebut mengalir,atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan.
DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Struktured Analisysis and Design), dimana dalam DFD tersebut kita dapat mengetahui alur data dan data yang digunakan pada sistem yang sedang berjalan maupun pada sistem yang berjalan, selain itu kita dapat mengetahui dimana dan dari mana sebuah data atau dokumen akan diproses.
2.3.3 Kamus Data
Kamus data atau data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.Kamus data ini dibuat pada tahap analisis sistem dan dipergunakan baik pada tahap perancangan sistem.Dalam tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir sistem,yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.
Konsep pelayanan
2.4 Pengertian pelayanan dan tujuan pelayanan
Pelayanan memegang peranan penting dalam melakukan berbagai usaha jasa sama halnya dengan pelayanan jasa .Karena pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam suatu unit usaha, terutama juga dalam lingkungan sekolah diantaranya pada saat penerimaan siswa baru yang pelayanannya berorientasikan terhadap kepuasan siswa-siswinya.Maka pihak sekolah harus berusaha untuk meningkatkan mutu pelayannanya agar para calon siswa merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan yang diberikan sekolah.
Menurut Drs.H.A.S moenir (2000:17) deefinisi pelayanan itu yaitu:
“Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain”
Jasa didefinisikan oleh Philip kotler (1984:122) adalah :
“jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.proses produksinya mungki dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan produk fisik.
Pelayanan jasa didefinisikan juga oleh Philip Kotler sebagai berikut:
“pelayanan jasa adalah memberikan sesuatu kepada konsumen berupa kegiatan dan manfaat.
Pelayanan jasa dapat dikatakan suskses apabila konsumen yang menerima jasa tersebut dapat merasakan manfaat dengan puas atas pelayanan yang telah diberikan.
Konsep seleksi
2.5 Pengertian Seleksi dan Tujuan Seleksi
Menurut Alex S Nitiseminto Seleksi adalah :
“Seleksi adalah kegiatan suatu perusahaan untuk memilih karyawan yang paling tepat dalam jumlah yang tepat pula dari calon-salon yang ditariknya”.
Sedangkan menurut William B Wetler dan Kaith Davis seleksi adalah :
“Penyeleksian adalah tahap rangkaian spesifikasi yang digunakan untuk penarik calon tenaga kerja”.
Ada pendapat yang mendefinisikan pengertian seleksi ,yaitu :
“ Seleksi adalah pilihan,pemilihan atau saringan”.(Kamus lengkap bahasa Indonesia terbaru : 418).
Dari ketiga definisi diatas pada dasranya menekankan bahwa calon-calon karyawan yang memenuhi syarat saja yang dapat menjadi tenaga kerja pada suatu perusahaan berdasarkan kebutuhannya,dan proses penentuan tersebut berlangsung pada penyeleksian masing-masing perusahan-perusahaan atau instansi.jadi, seleksi mempunyai peranan penting dalam rangka mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang baik.seleksi juga memiliki tujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas serta sesuai dengan jabatan yang akan didudukinya. Pendapat tersebut didasarkan oleh persyaratan bahwa jika seseorang ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan kemamapuan dan keahliannya, maka dia akan merasa senanag dan nyaman pada jabatan yang didudukinya. Apabila perusahaan tidak menempatkannya pada jabatan yang tidak sesuai dengan kemampuan serta keahliannya maka hal ini akan menimbulkan kerugian pada perusahaan karena menghambat kelancaran kerja perusahaan.
2.5.1 Prosedur Seleksi
Menurut Edwin B.Flippo ada delapan aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan seleksi,yaitu :
a. In Natural Premary Interview (Wawancara pendahuluan)
Dari waawancara awal seorang penyeleksi dapat melihat sifat,cara berfikir, cara berbicara serta penampilan yang dibutuhkan untuk menduduki suatu jabatan tertentu. Apabila tahap ini dapat dlalui maka dapat melanjutkan ketahap berikutnya.
b. Application Blank or Blank ( Pengisian blangko )
Data yang terdapat dalam blangko isian merupakan informasi perusahaan mengenai tenaga kerja, data ini bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan pribadi masing-masing karyawan, dengan data tersebut perusahaan dapat mengetahui latar belakang calon tenaga kerja.
c. Chek Of REfernces ( Pemeriksaan referensis )
Rekomendasi yang merupakan referensi calon tenaga kerja harus diperikasa kembali kebenarannya, sehingga data yang diperoleh perusahaan dapat dipertanggung jawabkan. Ada tiga tipe referensi yang dipergunakan dalam prosedur dalam penarikan tenaga kerja :
1. Karakter
2. Pekerjaan
3. Pendidikan atau sekolah
Dari ketiga referensi ini dapat menunjang keberhasilan penyeleksian.
d. Phisicological Test ( tes psikologi )
Tujuan utama tes psikologi adalah untuk merencanakan sikap dan kemampuan fisik calon pegawai dimasa depan.
e. Employment Interview ( Wawancara )
Bentuk wawancara dimana calon tenaga kerja dinilai pada saat wawancara.Dengan cara ini dapat diperbandingkan sekaligus kemamupan para calon tenaga kerja.
f. Appororal By The Supervisor ( persetujuan oleh supervisor )
Persetujuan atasan secara langsung merupakan penyesuaian dengan “ The Principle Of Line And Staff Relationship” Dimana persetujuan penerimaan calon tenaga kerja pada dasarnya dipengaruhi oleh persetujuan atasan.
g. Phyical Examination ( pemeriksaan kesehatan fisik )
Pemeriksaan kesehatan sangat berpengaruh pada penerimaan atau penolakan calon tenaga kerja, meskipun calon tenaga kerjja telah dinyatakan lulus segala jenis tes, tapi bila ia gagal dalam tes kesehatan, maka calon tenaga kerja tidak akan diterima dalam perusahaan yang bersangkutan.
h. Introduction Or Orientation ( perkenalan )
Setelah lulus dari seluruh tahapan seleksi, dan calon tenaga kerja dinyatakan diterima pada perusahaan bersangkutan , berarti ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia bekerja, untuk itu perusahaan melakukan intruksi sebagai perkenalan lingkungan.
Dalam penyeleksian terdapat metode-metode yang diperlukan untuk menyeleksi calom-calon tenaga kerja, hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil seleksi yang tepat dan sesuai yang diharapkan.
Metode-metode tersebut adalah :
a. Surat lamaran, surat keterangan dan formulir.
Surat lamaran harus ditulis dengan tulisan tangan didalamnya tercantum data calon tenaga kerja untuk melengkapi surat lamaran dilampirkan dengan surat keterangan seperti : Ijazah, Sertifikat, dan berbagai surat keterangan lainnya yang diperlukan.
b. Penelitian.
Umunya dilakukan terhadap data rekomendasi dari karyawan yang pernah bekerja sebelumnya pada perusahaan lain yang sejenis dengan hasil penelitian tersebut maka perusahaan akan lebih yakin tentang data yang diperolehnya, sehingga dengan demikian alas am untuk mengadakan seleksi akan lebih tepat.
c. Test keterampilan dan pengetahuan.
Tes prakatek siperlukan untuk membuktikan atas data yang dimliki oleh calon tenaga kerja.Tes ini bersifat khusus Karena hasilnya menentukan kebenaran data yang ada pada umumnya ,test praktek dilakukan untuk mengetahui tingkat keterampilan yang dimiliki oleh calon tenaga kerja.
Test pengetahuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar wawasan yang dimliki calon tenaga kerja.
d. Test kesehatan.
e. Test pysicologi
f. Wawancara
2.5.2 Hambatan-hambatan seleksi
Setiap pelaksanaan seleksi akan ditemukan beberapa hambatan salah satunya adalah biaya . yaitu untuk membiayai seluruh kepentingan pelaksanaan seleksi seperti pengetesan,praktek dan hal lainnya.tidak hanya biaya yang diperlukan tetapi juga waktu yang disediakan oleh perusahaan yang bersangkutan,karena perusahaan juga tidak mau menyediakan waktu secara berlebihan kepada calon tenaga kerja karena akan mengakibatkan terhambatnya proses kerja karyawan yang lain.
Hambatan yang lainnya dapat timbul dari manajernya itu sendiri baik dari calon tenaga kerja maupun dari penguji .
Hambatan-hambatan diatas dapat menimbulkan beberapa keburukan diantaranya:
a. Dapat merugikan perusahaan yang telah mengeluarkan biaya bagi penyelenggara seleksi tersebut
b. Merusak citra perusahaan dan menurunkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan,karena tenaga kerja yang tidak berkualitas

19 Maret 2010

Cara membuat website / blog gratis (Kliping)

Cara membuat website / blog gratis penghasil uang

Ada banyak cara untuk mencari uang di internet. Salah satunya yaitu dengan membuat website lalu me-monitize istilahnya agar website tersebut bisa menghasilkan uang.

Pada saat ini memang sedang ngetrend di kalangan netter ( org yg hobby internet ) untuk mencari penghasilan tambahan. Pada umumnya mereka membuat website lalu mendaftar ke program2 affiliasi yg bisa menghasilkan uang di internet.

Bila anda mempunyai website yang sudah di monitize, maka penghasilan extra akan datang dengan sendirinya meskipun anda sedang tidur sekalipun. Hal ini dikarenakan website anda akan on line 24 jam sehari ,7 hari seminggu, dan pengunjung website anda yg mengklik iklan disana akan memberikan penghasilan tambahan untuk anda. Dan hal ini terjadi terus menerus tanpa anda harus monitor. Pokoknya begitu anda membuat website tersebut online maka ia punya potensi besar untuk menghasilkan uang.

Lalu berapa modal yg harus dikeluarkan untuk membuat website seperti itu ? Untuk saat ini bisa di pastikan anda tidak akan keluar uang sepeser pun kecuali untuk bayar sewa rental warnet / komputer, rokok dan minuman untuk menemani anda dalam membuat website atau blog.

Nah jika anda sudah selesai membuat website, ada beberapa program affiliasi gratis yg bisa anda ikuti saat ini. Diantaranya adalah :

Cara membuat website / blog anda menghasilkan uang lewat co.cc
(RECOMENDED - sudah terbukti membayar)

Perusahaan domain web gratis ini selain menawarkan domain gratis untuk website anda juga menawarkan kerja sama dengan orang orang yang telah mendaftar disana secara gratis.

Domain adalah alamat dari website anda. contohnya http://howtodiy.000webhost.com/. Sedangkan website adalah sekumpulan file html yang disimpan disuatu web server atau web hosting.

Jika anda ingin punya website yang gratis dan bisa menghasilkan bayaran dollar, saya sangat menyarankan anda ikutan di program ini.

Cara nya adalah dengan memberikan link referensi yg mengarahkan pengunjung website / blog anda ke website mereka. Dari setiap orang yg mendaftar, anda mendapat komisi USD 0.1. Kelihatannya sih kecil yah, kalo di konversi ke rupiah cuma sekitar 1.000 rupiah. Tapi coba anda bayangkan jika website anda nantinya punya pengunjung 100 orang perhari saja, maka cara perhitungannya kurang lebih seperti ini.

100 orang x 30 hari = 3.000 orang pengunjung website

Jika dari 3.000 orang tersebut yang mendaftar 50 % nya maka hasilnya

3.000 x 50 % = 1500 pendaftar.

1500 x $ 0.1 = $ 150

Jika dengan kurs 10.000 saja maka penghasilan website anda sebulan Rp 1.500.000,-

Setelah terkumpul minimal $ 1 maka komisi anda dpt dicairkan kapanpun lewat Paypal (jadi bisa dicairkan tiap hari). Klik disini untuk mendaftar CO.CC:Free Domain
jika anda belum punya akun paypall, anda bisa daftar disini

Nah jika anda sudah daftar domain, selanjutnya baca Langkah Membuat Website

Tanpa blog, tanpa website dapat bayaran dollar
Kalau anda males untuk bikin blog/ website, anda juga bisa dapeet dollar. Caranya ikutan situs PTC. PTC merupakan program pay throught click, jadi anda akan dibayar jika anda mengklik iklan di situs PTC. Lebih jelasnya baca disini Tanpa membuat website dapet dollar
Cara membuat website / blog anda jadi penghasil uang melalui PPC lokal
1. Cara membuat website / blog menghasilkan melalui Kumpulblogger

Bila anda punya website atau blog anda bisa daftar di kumpulblogger.com. Bayarannya rupiah yang akan ditransfer langsung ke rekening anda setelah tagihan anda mencapai saldo tertentu.
Cara kerja dari kumpul blogger ini adalah mengumpulkan para pemilik website dan para pemasang iklan melalui media website kumpulblogger.com. Para pemasang iklan ini yang akan membayar kita melalui kumpulblogger ketika iklan mereka yang tampil di website kita di klik oleh pengunjung. Bila anda seorang pemula saya sarankan ikut program ini dulu.

2. Cara membuat website/blog menghasilkan melalui kliksaya.com

Cara kerja dari kliksaya sama seperti kumpulblogger. Untuk mendaftarnya juga mudah hanya saja untuk membuat iklan dari para pemasang iklan muncul di website anda akan sangat sulit sekali kecuali website anda mempunyai banyak pengunjung karena dipersyaratkan website anda punya page view diatas 10.000 perbulan yang kalau di konversi ke jumlah pengunjung minimal sekitar 300 pengunjung website per hari.

3. Cara membuat website menghasilkan uang melalui google adsense

Google adsense merupakan produk dari google yang bisa membuat anda memperoleh penghasilan dollar. Banyak orang yang kaya mendadak gara-gara ikutan. Tapi banyak juga yang gagal. Untuk mendaftar anda harus punya website berbahasa Inggris untuk didaftarkan, setelah itu anda baru bisa menggunakanya pada website anda yang berbahasa Indonesia.
Sebaiknya anda tidak usah ikutan program ini karena untuk pendaftar baru dari Indonesia, iklan dari google adsense tidak akan muncul di website anda dalam bentuk iklan, namun hanya dalam bentuk kotak pencari yang jarang digunakan orang.

4. Ikut website pertemanan penghasil uang di frenszone
Bagi anda terutama para pengguna blog dan frendster, ada tempat bagus nih untuk bisa ikutan situs pertemanan seperti friendster, tapi dibayar dollar. Frienszone namanya. Cara kerjanya tuh begini :

* Anda daftar lewat tombol sign up dan bikin blog disini.
* Setelah anda bikin blog ajak teman-teman anda sebanyak mungkin untuk ikutan menggunakan link referensi seperti ini : http://www.frenszone.com/?idAff=62915

Komisinya lumayan gede, untuk setiap orang yang anda ajak bergabung $ 0.5.
Lumayankan kalo anda bisa dapet 10 orang perhari aja, maka itungannya jadi begini :
$ 0.5 x 10 = $ 5 per hari = $ 150 per bulan, kalo kursnya 10.000 maka hasilnya jadi 1.500.000,-

catatan: frenszone belum pernah membayar saya (jika anda ingin coba ikutan silahkan saja tapi tidak ada jaminan anda akan di bayar). Jika anda ingin mencoba, sebaiknya anda coba yang sudah saya rekomendasikan saja seperti co.cc karena mereka telah terbukti membayar saya.

Tips cara membuat website gratis bisa menghasilkan uang:
1. Jika anda pemula daftarlah ke kumpulblogger dulu. Setelah pengunjung website anda banyak baru ikutan kliksaya.
2. Jangan hanya terpaku pada penghasilan dollar. PPC indonesia pun sanggup memberikan penghasilan tambahan lewat website anda. Pada saat ini pun saya selain ikutan google adsense saya juga ikutan kumpulblogger dan kliksaya, dan hasilnya perbulan lumayan karena hampir menyamai gaji saya satu bulan. Bahkan para senior saya ada yang bisa menghasilkan antara 6 - 8 juta perbulan dari website memalui kliksaya dan kumpulblogger.
3. Jika anda mau penghasilan dollar dari website /blog anda, sebaiknya anda coba baca blog tentang review program affliasi seperti di Xprove.blogspot.com
4. Gunakan website saja. Alasan saya karena blog agak sulit untuk di optimisasi di search engine agar bisa menang. Contohnya blog ini yang memakan waktu hampir satu tahun baru bisa menang di google. Mengenai cara membuat website anda bisa menang di search engine seperti google saya akan bahas di lain kesempatan jika saya ada waktu untuk membuat posting baru di blog tentang cara membuat website ini.
5. Ok kalau anda tertarik buruan untuk membuat website/blog anda menghasilkan uang buruan ikutan.(http://caracepatmembuatwebsitegratis.blogspot.com/)

Teknik Membuat Resensi Buku (Kliping)

Teknik Membuat Resensi Buku
Oleh Yon’s Revolta)
~dan...kebahagiaan akan berlipat ganda jika dibagi dengan orang lain~
(Paulo Coelho dalam novel “Di Tepi Sungai Piedra”)

Beruntung orang yang suka membaca buku. Mereka yang gemar membaca buku akan terbuka wawasannya, tidak kuper dan cupet pandangan. Mereka juga akan mengerti informasi selain yang dipikirkannya selama ini, referensi dan pengetahuannya akan bertambah luas. Dan inilah sebenarnya investasi berharga sebagai modal untuk mengarungi kehidupannya. Orang yang menyukai aktivitas membaca, hasilnya, mereka tidak akan berpikir sempit ketika menghadapi problem-problem penting yang terjadi di dunia. Serta punya potensi dan kecenderungan yang bijak dalam mensikapi kejadian-kejadian keseharian di sekitarnya. Tapi, bagi orang yang ingin berbuat lebih dan mau berbagi ilmu kepada orang lain, membaca saja tak cukup. Mereka perlu memiliki keterampilan lagi yaitu ketrampilan meresensi buku. Sebelum melangkah kepada teknik ringkas meresensi buku, ada beberapa hal penting mengapa resensi perlu dibuat. Tujuannya, diantaranya sebagai berikut,

Membantu pembaca (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud atau membantu mereka yang memang tidak punya waktu membaca buku. Dengan adanya resensi, pembaca setidaknya bisa mengetahui gambaran dan penilaian umum terhadap buku tertentu. Setidaknya, bisa dijadikan bahan obrolan yang bermanfaat dari pada menggosip yang tidak jelas juntrungnya.

Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi. Dengan begitu, pembaca bisa belajar bagaimana semestinya membuat buku yang baik itu. Memang, peresensi bisa saja sangat subjektif dalam menilai buku. Tapi, bagaimanapun juga tetap akan punya manfaat (terutama kalau dipublikasikan di media cetak, karena telah melewati seleksi redaktur).

Mengetahui latarbelakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. Sisi Undercovernya. Kalaupun tidak bisa mendapkan informasi yang demikian, peresensi juga tetap bisa mengandalkan misalnya mengacu pada halaman pengantar atau prolog yang biasanya terdapat dalam sebuah buku. Kalau tidak, informasi dari pemberitaan media tak jadi soal.

Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis. Peresensi yang punya “jam terbang” tinggi, biasanya tidak melulu melulu mengulas isi buku apa adanya. Biasanya, mereka juga menghadirkan karya-karya sebelumnya yang telah ditulis oleh pengarang buku tersebut, kalau tidak, biasanya juga menghadirkan buku-buku karya penulis lain yang sejenis. Hal ini tentu akan lebih memperkaya wawasan pembaca nantinya.

Bagi penulis buku yang diresensi, bisa sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya karena tak jarang peresensi memberikan kritik yang tajam baik itu dari segi cara dan gaya kepenulisan maupun isi dan substansi bukunya. Sedangkan, bagi penerbit bisa dijadikan wahana koreksi karena biasanya peresensi juga menyoroti soal font (jenis huruf) mutu cetakan dsb.

Nah, untuk bisa meresensi buku, sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan sebagian orang. Ada beberapa langkah umum yang bisa dilakukan siapa saja yang akan membuat resensi buku. Diantaranya;

Tahap Persiapan

Memilih jenis buku : Tentu setiap orang mempunyai hobi dan minat tertentu pada sebuah buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk meresensi buku-buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latarbelakang pendidikan kita. (hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus). Ini terkait dengan ” otoritas ilmiah”. Hal ini tidak berarti membatasi tau melarang-larang orang untuk meresensi buku. Tapi, hanya soal siapa berbicara apa. Seorang guru tentu lebih paham bagaimana cara mengajar siswa dibandingkan seorang tukang sayur.

Usahakan buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan asumsi sudah banyak yang membacanya sehingga tidak mengundang rasa penasaran. Untuk buku-buku lama (yang diniatkan sekedar untuk berbagi ilmu) tetap bisa diresensi dan dipublikasikan misalnya lewat blog (jurnal personal).

Membuat anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh formatnya sebagai berikut;

Judul Karya Resensi

Judul Buku :
Penulis :
Penerbit :
Harga :
Tebal :

Tahap Pengerjaan

Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan boleh menghentikan kapan saja. Bagi seorang peresensi, mesti membaca buku sampai tuntas agar bisa mendapatkan informasi buku secara menyeluruh. Begitu juga mencatat kutipan dan pemikiran yang dirasa penting yang terdapat dalam buku tersebut.

Setelah membaca, mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Dalam karya resensi tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal;

Informasi awal buku (seperti format diatas).
Tentukan judul yang menarik dan “provokatif”
Membuat ulasan singkat buku. Diskripsi garis besar isi buku.
Memberikan penilaian buku. (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
Menonjolkan sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
Mengkoreksi karya resensi. Mengkoreksi kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa, tapi apa sikap penilaian peresensi terhadap buku tersebut.

Tahap Publikasi

Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media berbeda-beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan adalah sebuah langkah yang aman bagi peresensi.
Menyertakan cover halaman depan buku.
Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering dimuat pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur.

Demikian ulasan sekilas mengenai teknik sederhana meresensi buku. Pada intinya, persoalan meresensi buku adalah soal berbagi (ilmu). Setelah membaca buku, biasanya kita bahagia karena memperoleh wawasan baru. Dengan begitu urusan meresensi buku juga bisa berarti kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Sungguh mulia bukan !.
Latar merupakan sesuatu yang menjadi landas tumpu sebuah cerita. Latar memberi pijakan cerita secara kongkrit dan jelas. Hal ini penting untuk memberi kesan realistikm pada pembaca. Latar juga memudahkan pembaca untuk mengaktualisasikan dirinya ke dalam cerita, seolah-olah cerita itu benar-benar terjadi.
Klasifikasi Latar.
Latar Tempat
Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Penggambaran latar tempat ini hendaklah tidak bertentangan dengan realita tempat yang bersangkutan, hingga pembaca (terutama yang mengenal tempat tersebut) menjadi tidak yakin dengan apa yang kita sampaikan. Kecuali kalau sipenulis memang ingin menciptakan tempat yang nyata-nyata fiktif.
Latar Waktu
Latar Waktu menggambarkan kapan sebuah peristiwa itu terjadi. Dalam sebuah cerita sejarah, hal ini penting diperhatikan. Sebab waktu yang tidak konsisten akan menyebabkan rancunya sejarah itu sendiri. Latar waktu juga meliputi lamanya proses penceritaan. Ada cerpen yang menceritakan kisah si Tokoh dari lahir sampai meninggal, ada juga yang hanya menvceritakan peristiwa selama satu malam, satu jam, bahkan bisa juga lebih singkat dari itu.
Latar Sosial.
Latar sosial mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi tokoh atau masyarakat yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Termasuk didalamnya adat istiadat, keyakinan, perilaku, budaya, dan sebagainya. Latar sosial sangat penting diketahui secara benar sebagaimanalatar tempat, sebab hal ini berkaitan erat dengan nama, bahasa dan status tokoh dalam cerita.
Latar Emosional.
Latar Emosional lebih sering muncul saat membangun konflik, hingga ia memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah cerita. Ada cerpen yang secara keseluruhan hanya bercerita tentang konflik emosi seorang tokoh, hingga latar cerita pun total berupa emosi. Latar emosi ini biasanya terbaca melalui dialog-dialog, perenungan dan kecamuk

MENGAPA PERLU KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI?

KUALITAS GURU SEBAGAI KUNCI UTAMA"Educational change depends on what teachers do and think - it's as simple and as complex as that. It would all be so easy if we could legislate changes in thinking. Classrooms and schools become effective when (1) quality people are recruited to teaching, and (2) the workplace is organized to energize teachers and reward accomplishments. The two are intimately related. Professionally rewarding workplace conditions attract and retain good people." The New Meaning of Educational Change, 3rd ed. Fullan (2001:115). MENGAPA PERLU KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI?Ide lahirnya KBK didasarkan pada pemikiran bahwa bakat dan kemampuan peserta didik pada tiap jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga diperlukan suatu kurikulum yang memungkinkan setiap anak didik memiliki kompetensi dasar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Kurikulum lama dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern. Pada dasarnya kurikulum ini hanya dilihat sebagai acuan dasaryang harus diterjemahkan lebih jauh oleh guru dengan melihat potensi masing-masing anak. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan siswa sebagai subyek. Siswa harus aktif mempresentasikan ide-idenya, mencari solusi atas masalahyang dihadapi dan menentukan langkah-langkah yang harus diambilnya. Perlu disadari bahwa KBK menuntut adanya perubahan paradigma dari guru. Guru tidak lagi bertumpu pada paradigma lamanya dimana dirinya sebagai pusat kegiatan dan tujuan perubahan. Tidak ada lagi kegiatan 'talk and chalk' dan siswa hanya 'sit, listen, and quote'. Ada perubahan mendasar pada konsep, metode dan strategi dalam mengajar termasuk assesmentnya. KBK menuntutguru untuk familiar dengan teknologi informasi, dapat mengakses internet, akrab dengan ilmu pengetahuhan, teknologi dan seni, memahami hubungan antara bidang studinya dengan bidang studi lannya dan terutama adalah penerapannya dalam kehidupan nyata. MUTUGURU KENDALA TERBESAR KURIKULUM 2004Fakta menunjukkan bahwa mutu guru di Indonesia masih jauh dari memadai untuk melakukan perubahan yang sifatnya mendasar macam kurikulum berbasis kompetensi ini. Berdasarkan statistik 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43% SMA, 34 % SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2 % guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human Development Index Berdasarkan pengamatan, pemahaman dan penerapan KBK masih jauh dari harapan. Bahkan secara nasional tidak tersedia tutor yang benar-benar paham prinsip-prinsip maupun penerapan dari KBK ini secara tuntas. Para guru bahkan belum mengenal pengajaran dengan menggunakan proyek-proyek yang menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus. Pengajaran tematik bahkan masih asing terdengar oleh para guru. Kurikulum ini hanya dipahami secara parsial sehingga juga diterapkan secara parsial. Ketidakmampuan memahami pendekatan yang mendasari kurikulum ini membuat para guru tidak berusaha untuk mengubah pola pengajaran lama mereka secara mendasar. Mereka belum mampu untuk melaksanakan KBM dalam sebuah proyek secara bersama denganguru-guru dari bidang studi lain. Guru belum memahami konstelasi bidang studi yang diajarkannya dalam kaitan dan hubungannya dengan bidang studi lain dan masih melihat berbagai bidang studi secara terpisah dan tersendiri tanpa ada hubungan dengan bidang studi lain.Guru masih melihat bidang studinya berupa 'text' dan belum 'context' karena metode CTL masih berupa wacana dan belum menjadi pengetahuan, apalagi ketrampilan, bagi paraguru. Guru-guru masih terjebak pada filosofi dan pendekatan lamanya. Hal ini nampak jelas pada evaluasi yang mereka lakukan. Evaluasi yang digunakan oleh para guru dilapangan masih berpedoman pada paradigma lama yang hanya mengukur kemampuan kognitif dengan bentuk-bentuk evaluasi yang hampir tidak berubah sama sekali dengan kurikulum sebelumnya. Kesulitan utama pada guru-guru adalah ketidakpahaman mereka mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluai dengan portofolio. Karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assesment lama dengan tes-tes dan ulangan-ulanganyang cognitive-based semata. Tidak adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat para guru tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses peningkatan kegiatan belajar mengajarnya. Sebagian besar guru, bahkan pada sekolah-sekolah yang dianggap unggulan, bahkan belum paham benar dengan prinsip 'student-centered' dan kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada gurunya. CBSAyang sebelum ini telah dikenalkan masih berupa wacana dan belum menjadi kegiatan sehari-hari di kelas. Secara makro hal ini disebabkan karena secara nasional maupun lokalguru tidak ditempatkan sebagai SDM strategis untuk melakukan perubahan (dibandingkan dengan negara-negara tetangga sekalipun). Disamping kualitasguru yang masih rendah, mereka juga masih dibayar rendah - honor guru kontrak masih dibawah UMR. Sebaliknya di Jepang, meskipun bukan profesi dengan pendapatan tertinggi, guru adalah warganegara terhormat dimana semua profesi lainnya hormat padanya. Persiapan untuk perubahan ke kurikulum KBK ini juga terlalu tergesa-gesa. KBK dirancang dan diujicobakan hanya pada 36 sekolah (masing-masing 12 sekolah tiap tingkatan SD, SMP dan SMA) di empat provinsi sebagai syarat dasar empiris sebelum dianggap layak untuk disebarkan sebagai kebijakan baru. Artinyaguru dan sekolah tidak secara substansial terlibat dalam perancangan KBK. Guru dan sekolah hanyalah pelaksana dan mereka tidak dipersiapkan untuk menjadi pembawa perubahan Selain itu, karena keterbatasan kemampuan untuk mensosialisasikan seminar dan pelatihan-pelatihan untuk KBK ini biasanya hanya diberikan padaguru-guru negeri saja. Padahal guru swasta 8 (delapan) kali lebih banyak daripada guru negeri dan rata-rata sekolah swasta kualitasnya masih di bawah sekolah negeri. Mereka jarang sekali mendapatkan pelatihan baik dari pemerintah maupun dari yayasan dimana mereka bekerja. Kesalahpahaman mendasar juga terlihat bahwa kompetensi masih dilihat secara sempit sebagai upaya untuk memberi ketrampilan vokasional agar siswa dapat terjun langsung ke tengah kehidupan. KBK disejajarkan dengan program Life Skillsyang kebetulan diluncurkan hampir bersamaan dengan KBK ini. Faktor lain adalah inkonsistensi pemerintah dalam menerapkan KBK ini. Disatu pihak menyatakan komitmennya dalam menerapkan KBK tapi dilain pihak masih bersikeras menggunakan bentuk evaluasi Ujian Nasional (UN) untuk menentukan kelulusan siswa. Ujian Nasionalyang cognitive-based sama sekali tidak sejalan dengan KBK secara filosofis. Seperti yang dikatakan oleh Bagong Suyanto, Ketua Komisi Litbang Dewan Pendidikan Jawa Timur :"Penilaian yang berorientasi pada hasil daripada proses ini, sedikit banyak menyebabkan orientasi siswa menjadi bersifat karbitan, cenderung ingin hasil yang instan, dan ujung-ujungnya yang lahir adalah mental potong kompas: bukan sesuatu yang substansial. implikasi dari model penilaian prestasi belajar siswa semacam ini sebetulnya rawan, menyebabkan terjadinya kualitas pembelajaran menjadi stagnan, bahkan kontra-produktif." (Kompas, 31 Januari 2005) Atau sepertiyang disampaikan oleh Y Priyono Pasti, Kepala SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak :" Bagaimana mungkin pendidikan kita akan melahirkan generasi mudayang militan, beretos kerja tinggi, siap menghadapi tantangan global, dan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain ketika proses pembelajaran di sekolah hanya menghamba pada kurikulum, mengabdi pada UN, berkutat pada bagaimana mengerjakan soal-soal dalam LKS/PR, dan menghafal soal-soal dan kunci-kunci jawaban UNyang melecehkan itu? Bukankah UN hanya mengukur pencapaian prestasi akademik siswa terhadap sejumlah tujuan instruksional? Bagaimana dengan prestasi non-akademikyang telah mereka raih?'" Pertanyaan yang sulit untuk kita jawab. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebetulnya sudah sangat jelas mengatur bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik (baca:guru ) untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Sifat dan Fenomena Perubahan1. New MaterialsMateri baru, apapun itu, merupakan bagianyang tangible dalam suatu inovasi, baik itu berupa benda (komputer baru) ataupun kebijakan (kurikulum baru) sekaligus yang relatif paling mudah diusahakan. 2. New Behaviour/PracticesYang sulit adalah dalam melakukan perubahan. Keahlian, latihan, dan metoda pelajaran apayang harus dilakukan jika guru melaksanakan KBK dibanding saat melaksanakan kurikulum sebelumnya? Perubahan prilaku menunjukkan hal yang lebih rumit. Bahan pelajaran bisa didapatkan dalam semalam, namun ini tidak menjanjikan bahwa besoknya kita menjadi ahli dalam melakukannya. Perubahan adalah sautu proses dan bukian sekedar kejadian. Untuk mengembangkan keahlian secara teus menerus diperlukan upaya pengembangan profesi. 3. New Belief/UnderstandingBagaimana kita memahami perubahan adalah halyang sangat penting untuk membuat penilaian apakah kita akan melaksanakannya atau tidak dan bagaimana menggunakannya. BAGAIMANA KUALITASGURU YANG DIBUTUHKAN AGAR KBK BISA SUKSES?Prof. Suyanto Ph.D, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta :"Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, Discovery, Contextual Teaching and Learning, menggunakan alat bantunya, menyusun evaluasinya, perubahan filosofisnya, dll." Achmad Sapari, Kasi Kurikulum Subdiknas TK/SD Dindik Kab. Ponorogo "Guru harus terus ditingkatkan sensifitasnya dan kreatifitasnya. Sensifitas adalah kemampuan guru untuk mengembangkan kepekaan-kepekaan paedagogisnya untuk kepentingan pembelajaran." BAGAIMANA UNTUK MENCAPAI ITU SEMUA?Rekrutlahguru-guru yang memang memiliki kualifikasi tinggi pada bidangnya. Syarat utama bagi guru untuk dapat mengajarkan KBK dengan baik adalah guru yang memiliki kapasitas penguasaan materi yang telah memadai. Guru harus benar-benar kompeten dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak kompeten tentu tidak akan dapat menghasilkan siswa yang kompeten. Selain itu guru juga harus memiliki komitmen yang benar-benar tinggi dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ini. Guru yang memiliki motivasi rendah tidak akan dapat melaksanakan KBK ini karena KBK menuntut kerja keras guru untuk mempersiapkan dan melaksanakannya di kelas. Setelah itu berikan pelatihan tentang KBK ini sebanyak-banyaknya dan biarkan mereka berkreasi di kelas. Kalau perlu magangkan mereka ke sekolah-sekolah internasional agar mereka melihat langsung bagaimana pendekatan competence- based ini dilakukan di kelas. Berikan otonomi seluas-luasnya pada mereka untuk mengembangkan kurikulum. Apabila guru telah dapat menguasai materiyang hendak diajarkannya maka guru harus dapat mengupdate dirinya. Pelatihan terus menerus adalah jawabnya. Baik itu metodologi-metodologi pengajaranyang berkorelasi dengan penguasan KBK, maupun pemahaman filosofi dan paradigma yang menyertainya. Pelatihan ini harus dibarengi dengan usaha-usaha keras untuk mengembangkan sensifitas dan kreatifitas dari masing-masing guru untuk mengembangkan sendiri metodologi yang tepat bagi siswa masing-masing. Practice..practice.. and practice. Sekolah juga harus terus aktif untuk meningkatkan motivasi dari para gurunya dalam memberikan pengajaran yang terbaik bagi siswa-siswanya, Sekolah berkewajiban untuk meningkatkan kompetensi guru-gurunya dalam memahami materi yang diajarkannya dan metodologi penyampaiannya. Untuk itu sekolah harus secara berkala menyelenggarakan atau mengirim guru-gurunya untuk mengikuti seminar, loka-karya, pelatihan, magang, maupun studi banding ke sekolah-sekolah yang telah mampu melaksanakan sistem pengajaran yang efektif. Minimal guru harus dapat memperoleh 3 (tiga) kali seminar atau pelatihan mengenai bidang studi yang diajarkannya maupun tentang metodologi. Guru juga harus selalu aktif mengikuti perkembangan metodologi pengajaran dengan mengikuti berbagai kegiatan kelompok profesi sejenis maupun melalui buletin-buletin profesi. Dianjurkan agar sekolah-sekolah mau belajar ke sekolah-sekolah internasional yang ada di kota masing-masing karena mereka telah lama melaksanakan pendekatan 'student-centered' maupun 'competence based' ini, terutama dalam penerapan evaluasi dengan menggunakan portofolio. Ibarat koki yang harus memahami dasar-dasar tentang segala jenis bahan makanan dan peralatan masak sebelum ia mampu membuat suatu masakan atau sajian yang benar-benar berkualitas, guru juga harus memahami benar materi yang hendak diajarkannya dan tahu tentang bagaimana mengolahnya menjadi suatu kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan kompetensi siswa-siswanya. Dibutuhkan guru -guru profesional untuk dapat mengembangkan KBK ini dan bukan guru berkualitas 'standar'. Guru KBK bukan hanya harus benar-benar menguasai materi yang harus disampaikannya kepada siswa dan kaitannya dengan tujuan pendidikan nasional secara filosofis maupun praktis. Ia juga harus paham hal-hal mendasar seperti prinsip belajar otak kiri dan kanan, pendekatan Quantum Teaching and Learning, pemahaman tentang Multiple Intelligences dan penerapannya di kelas, Taksonomi Bloom dan aplikasinya pada proses belajar mengajar, metode pengajaran Contextual Teaching and Learning, mengakses dan memanfaatkan internet sebagai wahana belajar, mengorkestrasikan materi yang diajarkannya dengan materi pelajaran lain dalam suatu KBM tematik dalam bentuk project. Guru KBK bukan hanya harus 'well-performed', tapi juga harus 'well-trained'', 'well-equipped', dan tentunya juga 'well-paid'. Selamat berjuang dalam pendidikan!"Education is a world of change. If you don't change you rot." Balikpapan, 3 Februari 2005 Satria Dharma Dewan Pendidikan Kota Balikpapan

(Kumpulan Kliping...)

18 Maret 2010

IP DAN ROUTING / Jaringan Komputer .

Jaringan Komputer adalah sebuah kumpulan dari komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan dan membentuk suatu sistem tertentu. Informasi bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi (data), mencetak pada printeryang sama dan dapat secara simultan menggunakan program aplikasi yang sama.
Ada beberapa pembagian dari jenis-jenis jaringan yaitu :
1. LAN (Local Area Network) merupakan jaringan milik pribadi didalam gedung atau kampus yang berukuran sampai
dengan beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation
dalam kantor atau perusahaan untuk pemakaian bersama dan saling bertukar informasi.
2. MAN ( Metropolitan Area Network) merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar, biasanya menggunakan teknologi
yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah
kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara bahkan
dapat digunakan untuk aplikasi TV kabel.
3. WAN ( Wide Area Network) jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas seringkali mencakup negara bahkan
benua. Teknologi yang digunakan hampir sama dengan LAN.
4. INTERNET (Interconnected Network) jangkauannya mencakup seluruh dunia yang merupakan gabungan dari LAN,WAN,
dan MAN yang ada.
Topologi jaringan secara fisik dapat dibagi lagi menjadi 4 secara umum :
1. Mesh
a. Keuntungan
1. Reliabilitsanya Baik
b. Kerugian
1. Jaringan sangat mahal
2. Tidak efesien dalam pengembangan
2. Bus
a. Keuntungan
1. Hemat Kabel
2. Layout Kabel Sederhana
3. Mudah dalam pengembangan
b. Kerugian
1. Deteksi dan Isolasi kesalahan sangat kecil
2. Kepadatan Trafik
3. Bila salah satu dari klien mengalami gangguan maka jaringan tidak bisa berfungsi.
4. Diperlukan repeater untuk hubungan jarak jauh.
3. Ring
a. Keuntungan
1. Hemat Kabel
b. Kerugian
1. Peka terhadap kesalahan sama seperti Bus topologi
2. Pengembangan jaringan lebih kaku
4. Star
a. Keuntungan
1. Paling Fleksibel
2. Pemasangan dan perubahan yang terjadi pada salah satu klien tidak mempengaruhi klien lain dan jaringan
3. Control terpusat
4. Mudah deteksi error
5. Kemudahan pengelolaan jaringan
b. Kerugian
1. Perlu penanganan khusus
2. Control terpusat menjadi elemen kritis yaitu HUB atau SWITCH
Begitulah secara umum dan konsep tentang Komunikasi Data dan Jaringan yang perlu kita ketahui bersama. Sehingga kita dapat mengambil manfaat dari penggunaan jaringan yang digunakan selama ini antara lain ; resources sharing, hemat biaya, dan ketersediaan kebutuhan yang tinggi.
IP Address (Alamat IP) adalah identitas khusus yang digunakan untuk memberikan tanda atau alamat pada sebuah paket data atau pada suatu sistem computer. Konsep dasar pengalamatan (IP Address) di internet adalah awalan (prefix) pada IP Address dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemilihan rute paket data ke alamat tujuan. Sebelum anda memasuki aspek-aspek lebih jauh tentangIP Address, kiranya penting untuk mengerti lebih dahulu beberapa hal fundamental dari IP Address itu sendiri. Untuk IPv4 digunakan bilangan 32 Bit.
Routing (Perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IPyang diberikan.
Perutean secara static dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
- Default Gateway
- Static Route
Penggunaan Default gateway dan static route tersebut diatas dapat kita perhatikan sesuai dengan kebutuhan kita pada saat mendesain suatu jaringan, apakah routeyang dibuat agak kompleks atau sederhana.
Untuk desain route sederhana kemungkinan besar dapat digunakan dengan menggunakan default gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks dapat kita menggunakan routing static atau kedua-duanya secara kombinasi yakni menggunakan dafault gateway danstatic route pada titik-titik tertentu.

BERPIKIR KRITIS (Kliping )

MEMAHAMI BERPIKIR KRITIS
Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): Arief Achmad
Saya Guru di Bandung
Topik: Berpikir Kritis
Tanggal: 25-10-2007
MEMAHAMI BERPIKIR KRITIS

Oleh: Arief Achmad

Makna Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.

Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.

Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995: 6), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001: 1).

Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995: 6), bahwa berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan, dan penilaian.

Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.

Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

Indikator Berpikir Kritis

Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
(1) kegiatan merumuskan pertanyaan,
(2) membatasi permasalahan,
(3) menguji data-data,
(4) menganalisis berbagai pendapat dan bias,
(5) menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
(6) menghindari penyederhanaan berlebihan,
(7) mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
(8) mentoleransi ambiguitas.

Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:

a. Watak (dispositions)

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.

b. Kriteria (criteria)

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

c. Argumen (argument)

Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.

d. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)

Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.

e. Sudut pandang (point of view)

Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

f. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)

Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

Selanjutnya, Ennis (1985: 55-56), mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis, yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:

a. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.

b. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

c. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

d. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi.

e. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Indikator-indikator tersebut dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah kegiatan atau terpisah-pisah hanya beberapa indikator saja.

Penemuan indikator keterampilan berpikir kritis dapat diungkapkan melalui aspek-aspek perilaku yang diungkapkan dalam definisi berpikir kritis. Menurut beberapa definisi yang diungkapkan terdahulu, terdapat beberapa kegiatan atau perilaku yang mengindikasikan bahwa perilaku tersebut merupakan kegiatan-kegiatan dalam berpikir kritis. Angelo mengidentifikaasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis. Penilaku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar . Tahapan Berpikir Kritis

a. Keterampilan Menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut (http://www.uwsp/cognitif.htm.). Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44).

Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, memerinci, dsb.

b. Keterampilan Mensintesis

Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).

c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker, 2001:15).

d. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988: 68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.

e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai

Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu (Harjasujana, 1987: 44).

Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa ituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.

Pengukuran indikator-indikator yang dikemukan oleh beberapa ahli di atas dapat dilakukan dengan menggunakan universal intellectual standars. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Paul (2000: 1) dan Scriven (2000: 1) yang menyatakan, bahwa pengukuran keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan: "Sejauh manakah siswa mampu menerapkan standar intelektual dalam kegiatan berpikirnya".

Universal inlellectual standars adalah standardisasi yang harus diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk mengecek kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi-situasi tertentu. Berpikir kritis harus selalu mengacu dan berdasar kepada standar tersebut (Eider dan Paul, 2001: 1).

Berikut ini akan dijelaskan aspek-aspek tersebut.

a. Clarity (Kejelasan)

Kejelasan merujuk kepada pertanyaan: "Dapatkah permasalahan yang rumit dirinci sampai tuntas?"; "Dapatkah dijelaskan permasalahan itu dengan cara yang lain?"; "Berikanlah ilustrasi dan contoh-contoh!".

Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila terdapat pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat berbicara apapun, sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.

Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus dikerjakan pendidik dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar pertanyaan itu menjadi jelas, maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar menjadi jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, "Apa yang harus dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari?".

b. Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)

Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri melalui pertanyaan: "Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan?"; "Bagaimana cara mengecek kebenarannya?"; "Bagaimana menemukan kebenaran tersebut?" Pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, "Pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon".

c. Precision (ketepatan)

Ketepatan mengacu kepada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan. "Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat terurai?"; "Apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?". Sebuah pernyataan dapat saja mempunyai kejelasan dan ketelitian, tetapi tidak tepat, misalnya "Aming sangat berat" (kita tidak mengetahui berapa berat Aming, apakah satu pon atau 500 pon!)

d. Relevance (relevansi, keterkaitan)

Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan. Penelusuran keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut: "Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaan?"; "Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?". Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan permasalahan. Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus dilakukan dalam belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketepatan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.

e. Depth (kedalaman)

Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju kepada pertanyaan dengan kompleks, Apakah permasalahan dalam pertanyaan diuraikan sedemikian rupa? Apakah telah dihubungkan dengan faktor-faktor yang signifikan terhadap pemecahan masalah? Sebuah pernyatan dapat saja memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi jawaban sangat dangkal (kebalikan dari dalam). Misalnya terdapat ungkapan, "Katakan tidak". Ungkapan tersebut biasa digunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam.

f. Breadth (keluasaan)

Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Apakah pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut pandang?; Apakah memerlukan tinjauan atau teori lain dalam merespon pernyataan yang dirumuskan?; Menurut pandangan..; Seperti apakah pernyataan tersebut menurut... Pernyataan yang diungkapkan dapat memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak cukup luas. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pertanyaan yang diajukan.

g. Logic (logika)

Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah disusun dengan konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak lanjutnya? Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya? Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis.